![]() |
Edisi non-Jonjon Johana |
Judul:
Botchan “si anak bengal” (1906)
Penulis:
Natsume Soseki
Tema :
Moralitas
Halaman :
lembar
Harga: RP.
33.000,- dan Rp. 44.000,- (beda cetakan dan penerjemah)
Bahasa
Indonesia? ada, terutama edisi dengan penerjemah yang bukan Jonjon Johana, tapi
beda lho terjemahannya, kita bahas dibawah.
Halo
Semua!!
“WADUH! Novel 1906? Gw ngerti apaannya
coba!!” Mungkin ini reaksi pembaca.
Tapi Novel
karya Natsume Soseki ini memiliki sebutan “Buku paling banyak dibaca di
Jepang”, yang katanya, dibaca semua anak Sekolah Jepang. Kisahnya berkutat
dengan masalah moralitas yang dihadapi oleh seorang dewasa muda yang masuk ke
Dunia kerja dan bingung antara tunduk ke sistem atau melakukan hal yang menurut
dirinya benar.
![]() |
Natsume Soseki dianggap "Japanese Charles Dickens" dan sudah dikomemorasikan ke bentuk uang Yen |
Mengisahkan
sang Botchan(“Tuanku Sayang”), dimulai dari saat ia masih kecil dan bandel
sampai saat ia pindah ke daerah kecil untuk mengajar matematika disana. Botchan
merupakan panggilan sayang Kiyo, pembantu yang amat sayang dan setia pada
Botchan, bahkan setelah keluarga Botchan mulai terpecah. Kiyo yang amat baik
ini pun membuat Botchan yang keras kepala jadi bingung karena
ketulusannya.Setelah lulus Sekolah, Botchan memutuskan menjadi guru dan
ditempatkan di sebuah daerah pinggiran.
Di sana,
Botchan bertemu dengan “Orang Kampung” yang ternyata tidak se”murni” Botchan
duga. Botchan menganggap para muridnya
kurang ajar, rekan kerjanya manipulatif dan penduduk Desa yang tidak tahu
aturan dan tata krama.
![]() |
Adegan Botchan dikerjai dengan memasukkan belalng ke kasurnya, entah murid-muridnya atau.. |
Botchan
bukanlah tipe protagonis yang sopan, tidak seperti orang Jepang("tidak mengungkapkan yang tidak seharusnya" merupakann prinsip orang Jepang). Menurut saya,
inilah akar seluruh tokoh utama Anime/Manga Jepang modern masa kini, mereka
adalah orang yang berdarah panas, yang merasa dirinya selalu benar dan membuat
kaget orang-orang disekitarnya dengan kekasarannya, yang pada akhirnya
menyentuh hati mereka.
![]() |
Yang
menarik dari penamaan karakter di novel ini adalah, biar pun beberapa tokoh
memiliki nama, tapi sang tokoh utama membuat julukan untuk mereka:
1. Botchan(Aku, Narator)
2. Yamaarashi(Si Landak, Hotta) sang guru
Matematika kepala
3. Akashatsu(Si Kemeja Merah) sang Guru
Kepala yang feminin dan mencintai kesenian Eropa, tipe pretentious douche
4. Nodaiko(Si Penjilat murahan/si Badut)
sang Guru Kesenian, hanya membuat orang yang ia anggap penting merasa dihargai
dengan cara menjilat.
5. Uranari(Si matang karbidan) Guru dari
keluarga samurai, tinggi besar dengan wajah pucat dan baik hati serta
tenang(kenapa saya deskripsikan? Menurut saya cocok diperankan Cak Lontong)
6. Tanuki(Si Rubah) Kepala Sekolah
Nama para
karakter selalu menjadi perdebatan yang menarik, akibat hasil translasi yang
memang sulit menemukan nama yang tepat.
Misalnya,
Nodaiko alias Penjilat murahan alias si Badut. Nodaiko merupakan kata bahasa
Jepang yang berarti “Aktor kelas rendah yang menjilat sutradara/orang penting
di Dunia perfilman untuk mendapat pekerjaan”. Kenapa disebut Badut ya? Menarik
juga, mungkin maksud penerjemah adalah Jester, Badut yang bertugas menghibur di
Istana, terkenal dengan kebodohan dan kecenderungan penjilatnya.
Lalu
masalah Cover, saya membaca edisi terjemahan Jonjon Johanna, dengan Judul
“Botchan si Anak bengal” dan cover 2 anak berkelahi. Menurut saya ini adalah
kesalahan pembuat cover, mungkin ia hanya baca chapter pertama buku, yang
memang hanya menceritakan Botchan saat kecil.
“Madonna”.
Istilah ini sangat sering keluar di Kultur Pop Jepang, ingat drama Jepang “Boku
no Madonna”(My Madonna)? Lalu di Anime/Manga juga, “Sang Madonna” atau “Madonna
Sekolah” berarti orang tercantik yang menjadi rebutan orang-orang. Ternyata
istilah ini tidak berasal dari Madonna si Penyanyi, melainkan mulai populer di
Jepang akibat buku ini, sang Geisha, “Madonna”.
![]() |
Dari Manga/Anime Kuroshitsuji, Sebastian memanggil masternya "Bocchan" saat kesal |
Sulit
mencari buku terjemahan Natsumi Soseki, tapi dari buku ini saja kita bisa lihat
betapa brilian dan besar pengaruhnya beliau ke masyarakat dan budaya Pop Jepang
sampai hari ini.
dan lagi, jika anda menikmati kisah Guru yang "menyentuh" kehidupan murid-muridnya, mengubah kehidupan mereka seperti Gokusen, Great Teacher Onizuka juga terinspirasi dari Botchan ya?
dan lagi, jika anda menikmati kisah Guru yang "menyentuh" kehidupan murid-muridnya, mengubah kehidupan mereka seperti Gokusen, Great Teacher Onizuka juga terinspirasi dari Botchan ya?
![]() |
Gokusen |
![]() |
Great Teacher Onizuka |
Dengan
total 233 halaman dan ukuran mini, buku ini bisa menjadi teman berpergian Anda
di kendaraan maupun udara.
BOTCHAN!!
Natsume Soseki-sensei!!
CLAIM YOUR
THRONE!!